Blog ini berisi artikel-artikel yang insyaAllah dapat bermanfaat bagi teman-teman yang merindukan kesejukan kala terik menghujam hati - Risdi Ahmadinejad.




Belajar Mengatur Emosi dari Nyamuk

01.00 Posted In Edit This 0 Comments »
Selelepas Isya, ketika duduk diruang tamu dan berbincang-bincang dengan putri saya yang berumur 12 tahun, ketanangan saya dan putri saya terganggu dengan banyaknya nyamuk. Padahal berbincang-bincang akrab dirumah dengan putri saya sekarang ini menjadi suatu momen yang langka. Hanya dua atau tiga kali setahun. Yaituketika putri saya libur sekolah. Sudah menginjak tahun kedua putri saya bersekolah di“Islamic Boarding School” atau pondok pesantren dan baru pulang kerumah pada saat liburan semester atau libur lebaran. Jadi, Libur sepuluh hari dirumah menjadi waktu sangat berharga buat kami. Kebiasaan berdiskusi selepas isya adalah kebiasaan saya dan putri saya sejak dia mulai bisa bicara. Bicara selayaknya ayah dan anak, seperti sahabat, seperti guru dan murid, dan juga berdebat. Alhamdulillah kebiasaan ini menjadikan anak saya tumbuh cerdas dan berwawasan luas.

Sore itu nyamuk begitu banyak, lebih banyak dari biasanya. Sejak siang pintu depan memang sering dibuka agar udara segar bisa masuk. Rumah kami tidak ber-AC. Untuk membuat sejuk saya menanam banyak pohon dan menghiasi depan rumah dengan pot gantung. Mungkin pepohonan yang rimbun dibagian depan rumah menjadikan rumah kami sejuk sehingga jadi tempat yang nyaman bagi nyamuk. Saya memilih tetap sejuk dan banyak pohon walaupun banyak nyamuk daripada gersang tapi nyamuk tetap saja banyak. Selain itu, sejuk tanpa AC jelas menghemat listrik.

Raket nyamuk, belum di-recharge sehingga baterainya lemah dan tidak bisa digunakan. Obat nyamuk gosok habis. Jadi biarlah banyak nyamuk sore ini, nanti jika mau tidur baru disemprot.

Ada hal yang menarik, ketika kami sibuk menepuk nyamuk-nyamuk yang coba-coba menempel ditangan kami. Ketika akan ditepuk dan tangan mulai diarahkan dan rasa gemas atau emosi menyatu untuk segera menepak nyamuk, tiba-tiba nyamuk dengan cepat terbang menyelamatkan diri. Begitu berulaang-ulang. Putri sayapun saya perhatikan mengalami hal yang sama. Saya jadi tertarik, dan berfikir dalam.

Apakah nyamuk memiliki sensitifitas terhadap emosi saya atau karena ia merasakan gerakan saya yang akan menepuknya?.

Kemudian saya mencoba cara lain, saya membiarkan lengan saya dihinggapi nyamuk. Saya memasang strategi dengan diam dan tidak ada gerakan sedikitpun, tangan kiri dibiarkan digigit nyamuk dan tangan kanan dipersiapkan untuk menepuk secepat kilat. Lalu dengan emosi yang meninggi dan perasaan gemas, dendam dan nafsu ingin membunuh nyamuk tersebut, sayapun mulai berniat menyiapkan tangan saya untuk menepuknya secepat mungkin sehingga nyamuk tak bisa mengelak. Namun hasilnya mencengangkan, ketika emosi dan rasa ingin membunuh memenuhi perasaan, nyamuk sudah keburu terbang, tepukan belum lagi dilayangkan, bahkan tangan yang akan digunakan belum lagi deigerakkan. Tak hanya sekali, tapi berkali-kali.

Saya semakin tertarik mengamati tingkah nyamuk-nyamuk itu. Kemudian mencoba strategi baru. Mengambil waktu agak lama saya mencoba menenangkan diri, mengatur emosi layaknya orang bermeditasi. Tak ada rasa marah, tak ada emosi, apalagi rasa kesal dan dendam untuk membunuh mahluk kecil itu. Wajah terpaksa disenyum-senyumkan agar hati menjadi segar. Perasaan datar saja, tepukanpun tidak mengerahkan tenaga, namun tetap berusaha agar mendapatkan kecepatan yang wajar. Hanya seperti layaknya menggerakkan tangan kearah lengan. Nyamuk yang menempel ditangan dianggap tidak ada. Dan anehnya, nyamuk diam saja dan rela mati terkena tepukan yang tidak seberapa cepat apalagi kuat. Saya coba beberapa kali, ternyata berlaku sama.
Sayapun mencoba untuk menepuk nyamuk yang menempel di sofa. Bila menepuk dengan emosi nyamuk terbang, menepuk dengan santai nyamuk diam, walaupun sesekali tetap terbang karena gerakan badan saya terlalu berlebihan. Saya mencoba pula menepuk nyamuk yang hinggap dikaki putri saya dengan dua metode tersebut. Rata-rata menghasilkan kesimpulan yang sama.

Hal tersebut saya informasikan ke putri saya, dan dia melakukan percobaan dua metode tersebut dan ternyata hasilnya rata-rata sama.

Wajah yang bengis, penuh kebencian, amarah, emosi, dendan dan niat menghancurkan ternyata sangat tidak disukai oleh nyamuk.

Ironis,
Dalam kehidupan nyata, banyak sekali kita menemukan manusia yang menampilkan wajah penuh amarah, bengis, hati emosi dan dipenuhi kebencian, kata-kata kasar dan tidak sopan. Dikantor banyak Bos memaki anak buah, dirumah banyak pembantu dimaki dan disiksa majikan, dijalan banyak orang saling sumpah serapah karena berkendaran tak mengindahkan aturan, para demonstran memaki pemerintah, dan seterusnya. Bahkan dalam kehidupan beragama pun tak lepas dari sifat itu, Suni memaki syiah, syiah memaki suni, dan seterusnya. Bahkan ada yang sangat destruktif. Orang-orang berperangai buruk tersebut bukan saja dibenci oleh nyamuk, bahkan manusia lainpun tentu akan membencinya. Kebencianpun menyebar kemana-mana. Kehidupan Islami yang rukun dan damai jadi tinggal teori.

Saya jadi ingat surah dalam Al-Quran. Dalam kitab suci Alquran, Allah SWT menegur Nabi Muhammad SAW karena Nabi menampilkan muka masam dan berpaling ketika seorang buta datang kepadanya. Bahkan hal tersebut diabadikan menjadi nama Surah, yaitu surah ’Abasa. QS:80. ”Ia Bermuka Masam”.

Karena sudah merupakan ketentuan Allah bahwa setiap suatu hal yang disebutkan didalam alquran adalah suatu yang penting dan wajib dikaji atau disimak dengan baik, dikaji dari berbagai hal, maka ”Bermuka Masam” pun adalah suatu hal yang penting. Sama pentingnya seperti hal-hal lain yang ditulis didalam Al-Quran seperti mengenai, keimanan, sholat, puasa, zakat. Atau sama pentingnya untuk dikaji seperti halnya Baja/besi yang disebut dalam surah al Hadid, lebah, dan semut, dan lain-lain. Menampilkan muka masam dilarang oleh Allah, bahkan Allah SWT menegur orang yang berlaku tersebut, termasuk Nabi, yang merupakan hamba dan Rasulnya yang mulia. Namun jarang sekali ini dibahas secara ilmiah, para ulama pun kabanyakan hanya membahas soal ibadah seperti sholat, puasa, zakat dan haji. Dan banyak yang terlalu bersemangat mengkaji masalah jihad sehingga masalah bermuka masam dan pengaruhnya terhadap nyamuk tak terkaji secara dalam dan detail.

Nyamuk mengajarkan saya dan keluarga, bahwa nyamuk yang tak suka wajah beringas, dengan hati emosi penuh nafsu membunuh dan hasrat ingin menghancurkan. Nyamukpun mengantarkan saya pada surah ’Abasa. Jangan bermuka masam! Apalagi berkata kasar, berpenampilan sangar, bengis dan hati penuh dendam dan kebencian, apalagi nafsu ingin menghancurkan. Nauzubillah.

Dan, barangkali para teroris harus mengkaji ulang pemahaman mereka akan sifat destruktif pada diri mereka. Karena nyamuk saja pasti benci, apalagi korban teror dan keluarganya yang menderita serta masyarakat umum yang tak berdosa.

Swara Hadiwirosa.
Cikarang Sept 2008

Baca Selanjutnya..

Pribadi Menarik & Menyenangkan

23.52 Posted In Edit This 0 Comments »
Semua orang ingin disebut menarik, menjadi pusat perhatian, terkenal dan dikagumi banyak orang. Menjadi menarik dan menyenangkan merupakan obsesi kebanyakan orang. Menarik dan menyenangkan mencakup aspek fisik (lahiriah) dan non-fisik (meliputi: emosional, personalitas dan integritas pribadi). Banyak orang yang cantik, tampan, pandai dan kaya namun belum dapat dikategorikan sebagai orang-orang yang menarik dan menyenangkan dikarenakan adanya sesuatu yang kurang dalam diri mereka.

Orang yang menarik dan menyenangkan membuat orang suka padanya dan selalu ingin dekat dan ingin melihatnya serta ingin berinteraksi dengannya. Orang yang memiliki daya tarik dan menyenangkan ibarat memiliki kekayaan yang tak ternilai harganya.

Berbeda dengan kecantikan dan kepintaran yang pada hakekatnya merupakan sesuatu yang diberikan oleh Tuhan (given), menarik dan menyenangkan merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan distimulasikan dalam setiap aktifitas kehidupan kita sehari-hari (daily activity).
Untuk itu ada beberapa Kiat yang perlu diikuti dan dilakukan bila Kita ingin memiliki Kepribadian Yang Menarik dan Menyenangkan.

KIAT-KIATnya adalah sebagai berikut :

1. SOPAN SANTUN (POLITENESS)
Selalu sopan dan baik terhadap orang lain menyebabkan kita menjadi menarik dan menyenangkan bagi orang lain tersebut. Bila bertemu dengan siapapun kita hendaknya "hangat" dan ramah kepadanya. Tegur sapa yang manis dan hangat, seperti : Halo...apa khabar, Selamat Pagi..., Selamat Siang..., dsb harus selalu kita ucapkan lengkap dengan ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang tulus yang mencerminkan dan mewakili itu semua. Pada orang yang baru pertama kali kita kenal sebaiknya kita ucapkan : "Saya senang sekali bertemu dengan Anda..., Kapan-kapan kita bincang-bincang lagi..., dsb, dsb.

Orang-orang yang ingin tampil menarik, menyenangkan dan diperhatikan orang adalah orang-orang tidak akan pernah menyakitkan dan melukai hati dan perasaan orang lain. Bila hati orang sudah terluka maka akan sulit sekali untuk dapat sembuh dalam waktu yang singkat malah mungkin sekali sakit hatinya berubah menjadi api dendam yang membara yang sewaktu-waktu dapat meledak bagaikan bom neutron yang dahsyat.

2. KERAMAH-TAMAHAN (HOSPITALITY)
Prinsip "SENTUHLAH HATINYA", haruslah DIPEGANG dan DIFAHAMI BETUL guna menimbulkan KESAN MENARIK dan MENYENANGKAN pada diri kita.

BEBERAPA HAL yang PERLU DIPRAKTEKKAN sehubungan dengan Sopan Santun dan Keramah-tamahan :

Sambutlah Tegur Sapa Orang-orang : "Tiada hal yang senyaman kata-kata sambutan yang diberikan oleh orang lain dengan nada yang tulus dan riang".

Senyumlah Kepada Orang-orang : "Ada 72 otot yang diperlukan untuk mengerutkan dahi, namun hanya dibutuhkan 14 buah otot untuk tersenyum".

Panggillah Orang dengan Menyebut Namanya : "Musik yang paling merdu dan syahdu di telinga siapapun adalah bunyi namanya sendiri...".
Bersikaplah Bersahabat : "Bila anda ingin bersahabat, bersikaplah bersahabat..."

THE VALUES OF SMILE :

* It costs nothing but create much.
* It enriches those who receive without impoverishing those who give.
* It happens in a flash but the memory of it sometimes lasts forever.
* None are so rich that they can along without it, and none are so poor but are richer for smile.
* It create happiness at home, foster goodwill in a business and is the countersign of friends.
* Yet it can not be bought, begged, borrowed or stolen, for it is something that is no earthly good to anybody till it is given away !
* And if it ever happens that some people should be too tired to give you a smile, why not leave one of yours ?
* For nobody needs a smile so much as those who have none left to give.

3. RASA HORMAT (RESPECTFUlL)
Kalau kita memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakuakn mungkin akan menimbulkan Ketegangan, sebab orang lain mungkin tidak menyukai cara-cara kita tersebut. Sebaliknya, kalau kita memperlakukan orang lain dengan cara sebagaimana mereka ingin diperlakukan maka hakekatnya kita telah menangkap inti dari fleksibiltas diri kita yang sebenarnya.

Menghormati orang lain, berarti belajar memperlakukan orang lain secara berbeda menurut kadar kebutuhan dan kepercayaan mereka bukannya menurut kadar kebutuhan dan kepercayaan diri kita sendiri. Hal ini bisa mengarah kepada pengertian Moral dan penerimaan diantara individu-individu dan kelompok-kelompok. Hal ini juga menunjukkan INTEGRITAS PRIBADI seseorang.

Rasa hormat kepada orang lain, mungkin lebih mudah dipahami sebagai: "usaha mencari kepentingan umum yang dibagi bersama dan kemudian dikerjakan bersama-sama untuk mencapai hasil yang menang-menang (win-win)".

4. PENUH PERHATIAN (ATTENTIVE)
Sikap penuh perhatian berarti menyadari "apa saja yang sedang berlangsung di lingkungan kita". Sikap penuh perhatian berhubungan dengan kemampuan membaca situasi yang tersirat (implicit). Ini bisa dimulai dari sesederhana memperhatikan ketika seseorang merasa bosan dan merasakan bahwa sekarang bukan saatnya untuk menyampaikan gagasan-gagasan kita.

Bersikap penuh perhatian berarti mengosongkan diri dari pemikiran-pemikiran diri kita sendiri secara subyektif (mampu melihat dari kaca mata orang lain) dan membuka wawasan dan pikiran untuk mau melihat segala hal di luar diri kita.

Orang yang penuh perhatian juga tahu kapan ia harus bertindak dan kapan ia tidak boleh bertindak. Orang yang tergolong penuh perhatian akan bermain dalam hal : kecenderungan, pola-pola, variasi dan kesempatan. Orang yang penuh perhatian akan memiliki sikap terbuka baik terhadap informasi yang masuk, gagasan ataupun saran-saran dari orang lain.

Baca Artikel Lainnya di : www.hardhismart-consulting.co.cc
Baca Selanjutnya..

Husein Tabataba’i Doktor Cilik yang Hafal dan Paham AlQur’an di Usia 7 Tahun

23.48 Posted In Edit This 0 Comments »
Subhaanallah… Demikian kata yang patut kita ucapin tatkala melihat sesuatu yang mencengangkan dan membuat kita kagum / takjub ketika melihat segala sesuatu yang Allah ciptakan dimuka bumi ini.
Ya…, inilah keajaiban / mukjzat Abad 20 , menghebohkan dan menggetarkan hati, seorang bocah 7 tahun meraih gelar Doktor Honoris Causa dari Hijaz College Islamic University, Inggris, Karena Hafal dan Faham alquran.

Simak saja pernyataan dari Mohsen Qiraati ( Mufasir kontemporer Iran ) “Saya telah menggeluti Al-quran selama lebih dari 20 tahun, namun kini kembali menjadi murid yang harus menulis catatan di buku pelajaran. Apapun yang ia ( Husein ) katakan, saya catat, saya bangga menyatakan diri sebagai murid dari guru yang masih berusia 5 tahun ini “
Lelaki cilik itu datang dari sebuah negeri yang sangat jauh, Negeri Persia ( Iran ). Di negerinya sendiri, dia sudah sangat terkenal sejak usianya baru 5 tahun. Kini di sebuah negeri berperadaban Barat, lelaki cilik itu menjalani ujian selama 210 menit, dalam 2 x pertemuan. Ujiannya meliputi :
- Menghafal alquran dan menerjemahkan ke dalam bahasa ibu,
- Menerangkan topik ayat al-quran,
- Menafsirkan dan menerangkan ayat Al Qur’an
- bercakap cakap dengan menggunakan ayat2x al-quran, dan
- menerangkan makna alquran dengan metode isyarat tangan.
Setelah ujian selesai nilai hasil ujian yang diraihnya adalah 93
Menurut standart yang ditetapkan Hijaz College Islamic University, Inggris, Peraih nilai :
:: 60-70 diberi sertifikat Diploma,
:: 70-80 Sarjana Kehormatan,
:: 80-90 Magister Kehormatan,
:: Diatas 90 Doktor Kehormatan ( honoris causa )
Tepat tgl 19 Februari 1998, Lelaki cilik itupun menerima ijasah Doktor Honoris Causa dalam bidang “ Science of the Retention of The Holy Quran “
Wat an amazing boy…, Subhanallah…
Lelaki cilik itu bernama lengkap Sayyid Muhammad Husein Tabataba’i
Ini adalah kutipan sebagian dialog yang terjadi sekembalinya Husein dari Inggris ( Acara penyambutan sepulang dari Inggris ) :
Tanya ( T ) : Bagaimana ujian yang kamu lalui di Inggris ?
Husein ( H ) : “ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” ( QS 94:6 )
( T ) : Apa Tanggapan orang2x di sana ( Inggris ) dalam acara2x Qurani-mu?
( H ) : “ Mereka Tertawa ” (QS 83:34) [ Maksud Husein org2x di Inggris tuh merasa senang/bahagia ]
( T ) : Jika kamu ditanya orang, ‘ buat apa engkau ke inggris ‘ ? apa jawabanmu ?
( H ) : “ Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu “ ( QS 5:67 )
[ yang dimaksud Husein adalah dia ke Inggris untuk menyampaikan ayat-ayat al-Quran ].
( T ) : Engkau belum lulus SD, bagaimana mungkin mendapat gelar doctor ?
( H ) : “ Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka “ ( QS 3:170 ).
[ maksudnya, semua itu adalah karunia Allah ]
( T ) : Bagaimana Ilmu itu diajarkan ?
( H ) : “ Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh ( berjihad ) untuk Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. “ (QS 29:69)
[maksud Husein, bila manusia berusaha mencari dengan bersungguh2x, maka Allah akan membuka jalan ilmu baginya. ]
( T ) : Kapan engkau akan menikah ?
( H ) : ( sambil tersenyum ) “ Dan apabila anak-anak telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta izin. “ ( QS 24:59)
[ maksud Husein akan menikah jika umurnya sudah baligh ]
Dan masih banyak lagi dialog2x yang dijawab oleh Husein menggunakan ayat2x Al Qur’an,diantaranya:
( T ) : Apa kabarmu..?
( H ) : “ Dan penutup doa mereka ialah Alhamdulillahi Rabbil ’aalamin “ ( QS 10:10).[ Maksud Husein, kabarnya baik2x saja, dan untuk itu, segala puji bagi Allah Pemilik Semesta Alam. ]
( T ) : Di manakah Tuhan ?
( H ) : “ Maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. “ ( QS 2 : 115 )
( T ) : Ayat mana dalam Al-Quran yag paling engkau sukai ?
( H ) : “ Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya deritaanmu, sangat menginginkan ( Keimanan dan Keselamatan ) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. “ (QS 9:128)
Walaupun ia sudah meraih gelar Doktor, husein tetaplah anak kecil…kadangkala ia bertengkar dengan saudaranya,namun uniknya…saat bertengkarpun ia mengucapkan kata-kata yang bersumber dari AlQur’an. Ketika saudara laki-lakinya berusaha untuk memukulnya, Husein segera berteriak:
“Selamatkanlah aku dari fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim" (Qs.66 At Tahrim:11)
(n_n) Masya Allah….
Subhanallah…..
Ternyata jikalau kita ingin mencetak anak2x seperti Husein, Kita harus mempersiapkannya sejak dini dan tentunya semua itu juga atas kehendak dan ridho dari Allah SWT. Kedua orang tua Husein ternyata sewaktu menikah pada usia yang sama yaitu pada usia 17 tahun sudah berkeinginan / bertekad untuk untuk menghafal Al-Quran. Tekadnya akhirnya tercapai 6 tahun kemudian, dlm prosesnya keduanya membentuk kelompok khusus penghafal alquran. Orang tua Husein juga mendirikan kelas2x pelajaran al-quran yang diikuti oleh para pecinta alquran. Husein pun sejak kecil selalu diajak ibunya untuk menghadiri kelas2x alquran. Meskipun di kelas2x itu Husein hanya duduk mendengarkan, namun ternyata dia menyerap isi pelajaran. Pada usia 2 tahun 4 bulan, husein sudah menghafal jus 30 ( juz’amma )secara otodidak / belajar sendiri. Melihat bakat istimewa Husein, ayahnya pun secara serius mengajarkan hafalan Quran juz 29. Dalam proses belajar, ayah Husein biasa memberikan hadiah sebagai pembangkit semangat, misalnya, “ Jika kamu berhasil menghafal surah ini, ayah akan memberimu hadiah. “
Selama masa hamil dan menyusui, Ibunda Husein dalam sehari membaca minimal 1 Juz Al-Quran. Jadi, sejak dini bahkan saat masih didalam kandungan Husein sudah menerima pelajaran Al-Quran dari Ibundanya.
Ayahanda Husein juga membuat metode pengajaran alquran yang lebih mudah kepada Si Husein kecil dengan metode isyarat tangan dan metode permainan, seperti menunjukkan jari ke atas saat ada ayat yang menyebutkan tentang Allah, membuat isyarat dengan tangan yang saling bersalaman saat menjelaskan ayat tentang perdamaian, dan lain sebagainya.
Ayahanda Husein ( Sayyid Muhammad Mahdi ) pun mendirikan sebuah sekolah bernama “ Jamiatul Quran “. Sekolah itu segera menjadi sangat terkenal, tentu saja karena keberadaan “ Sang Mukjizat Abad 20 “ sebagai ikonnya. Bagi Sayyid Mohammad Mahdi sendiri, pendirian sekolah ini menjadi ujian tersendiri untuk mengetahui apakah metode pengajaran hafalan Quran yang ia temukan hanya bisa diterapkan untuk anaknya ataukah bisa juga diterapkan untuk anak-anak yang lain.
Hasilnya..???
Ternyata sangat menggembirakan….:)
Hingga kini, Jamiatul Quran memiliki ratusan alumnus hafiz Quran, dan ribuan alumnus yang hafal sebagian dari Al-Quran. Mereka anak2x kecil dengan usia rata 9-10 tahun,
Yang mampu menghafal Al-Quran, lengkap dengan terjemahannya. Meskipun kemampuan mereka tidak bisa menyamai Husein, tetap saja kemampuan “Bunga-bunga Qurani” itu sangat menakjubkan.

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya." (HR. Bukhari)

tulisan di atas ngopi dr situs http://itsumoganbattery.multiply.com/reviews/item/1
tp sbnrnya sdh ada di bukunya :)
Baca Selanjutnya..

Gempa, Sebuah Renungan

18.26 Posted In Edit This 0 Comments »
Bagaimana sesungguhnya pandangan Islam tentang gempa bumi dan bencana alam lainnya? Adakah ia termasuk adzab Allah SWT? Ataukah ia sekedar musibah yang menjadi ujian bagii umat manusia? Atau sekedar gejala alam biasa? Mari kita coba menganalisanya untuk menjadi wawasan dan sikap bagi kaum muslimin menurut perspektif aqidah Islamiyyah.

Nabi Muhammad saw. sebagai rahmatan lil ‘alamin
Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi akhir zaman diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat bagi seluruh alam, rahmatan lil ‘alamin. Dia berfirman :

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS. Al Anbiya 107).

Para mufassir umumnya menyebut bahwa diutusnya Nabi Muhammad saw. merupakan rahmat bagi orang mukmin maupun kafir.

Rahmat bagi orang-orang kafir yakni adzab atas mereka ditunda hingga hari kiyamat. Kalau umat-umat terdahulu langsung diadzab manakala kufur dan tak mau beriman kepada Rasul yang dutus kepada mereka (mis: umat Nabi Nuh ditimpa banjir, QS. Al Qamar 9-13; Fir’aun dan bala tentaranya ditenggelamkan di laut Merah lantaran mendustakan Nabi Musa a.s., QS. As Syu’ara 63-65; umat Nabi Hud ditimpa angin ribut, QS. Fushilat 16; umat Nabi Luth ditimpa hujan batu dari neraka Sijjil QS. Huud 81-83), umat Nabi Muhammad yang kafir tidak langsung diadzab, melainkan ditunda hingga hari kiyamat.

Allah SWT berfirman:

“Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: “Ya Allah, jika betul (Al Qur’an) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih. Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun” (QS. Al Anfal 32-33).

Allah juga berfirman:

“Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. Dan telah kami berikan kepada Tsamud unta betina itu (sebagai mu`jizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti” (QS.Al Isra 59).

Imam Al Qurthubi ketika menafsirkan firman Allah SWT tersebut mengatakan bahwa Kami mencegah mengirimkan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang mereka usulkan tidak lain karena toh akan mereka dustakan juga sehingga akan dimusnahkan seperti umat-umat sebelum mereka. Maka Allah mengakhirkan adzab dari orang-orang kafir Quraisy karena dia tahu bahwa di antara mereka ada yang beriman dan di antara mereka akan ada orang yang dilahirkan sebagai mukmin. Sesungguhnya mereka menghendaki agar Allah SWT mengubah bukit Shafa menjadi emas. Maka turunlah Jibril dan berbicara kepada Rasulullah saw.: “Jika engkau mau permintaan kaummu akan dipenuhi tetapi jika mereka tetap kufur, mereka tak diberi tempo lagi. Dan jika engkau mau akan aku lambatkan (siksa) buat mereka.” Maka Nabi menjawab: “Tidak, lambatkan saja adzab buat mereka”.

Kekufuran umat manusia di masa setelah wafatnya Nabi Muhammad saw. pun ditunda hingga hari kiyamat sebagai sunnatullah terhadap orang yang mengkufuri Nabi Muhammad saw. Allah SWT berfirman:

“Dan Tuhanmulah Yang Maha Pengampun, lagi mempunyai rahmat. Jika Dia mengazab mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan azab bagi mereka. Tetapi bagi mereka ada waktu yang tertentu (untuk mendapat azab) yang mereka sekali-kali tidak akan menemukan tempat berlindung daripadanya“(QS. Al Kahfi 58).

Dia juga berfirman:

“Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak” (QS. Ibrahim 42).

Rasulullah saw. pun bersabda:

“Hari ini yang ada adalah amal dan tiada hisab, sedangkan besok yang ada adalah hisab dan tiada amal” (HR. Al Bukhari).

Jelaslah bahwa Alllah SWT tidak menjadikan dunia sebagai tempat perhitungan, tapi tempat berbuat. Sedangkan perhitungan (hisab) itu di akhirat kelak. Allah SWT. berfirman:

“Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu” (QS. Ali Imran 185).

Bencana Alam sebagai peristiwa alam
Bencana alam seperti gempa bumi, hujan super lebat, banjir, kekeringan, kebakaran hutan maupun perkampungan, panas terik yang sangat menyengat, dingin yang sangat, semuanya merupakan sunnatullah di alam (sunnatullah fil kaun) dan karakteristik yang diciptakan Allah SWT tanpa campur tangan manusia.

Bencana tersebut menimpa kaum muslim maupun kafir, orang yang bertaqwa (taqiy) maupun orang yang banyak bermakshiyat (syaqiy).

Bencana itu terjadi mengikuti hukum sebab akibat. Kasus kebakaran hutan misalnya, terjadi lantaran kemarau panjang, sehingga tanaman kering, sinar matahari sangat terik, dan kebetulan ada orang yang lalai membuang puntung rokok sembarangan. Atau pembakaran hutan untuk membuka hutan (land clearing) yang kemudian malah tak terkendali sehingga menjadi bencana. Demikian pula, penyebaran penyakit AIDS yang begitu cepat mendunia lantaran perzinaan dan homoseks yang menjadi media penularan penyakit itu kini pun tersebar luas di seluruh dunia.

Bencana alam yang ada di dunia bukanlah adzab akhirat yang dimajukan ke dunia. Orang yang menderita penyakit AIDS lantaran terlibat homoseksual dan mati dalam keadaan menderita penyakit itu, misalnya, bukanlah berarti telah menebus dosa perbuatan kriminalnya itu. Penderitaan dan kematiannya itu tidak menghapus catatan dosanya. Hukuman tetap ada di akhirat. Sebab, yang bisa menghapus catatan dosanya hanyalah pelaksanaan hukum syari’at Islam, yakni hudud untuk pelaku homoseksual, yaitu hukuman mati. Rasulullah saw. bersabda:

“Siapa yang melakukan perbuatan jahat umat Nabi Luth, bunuhlah dia”

Bencana Alam sebagai musibah merupakan ujian
Bencana alam sebagai sebuah musibah bukanlah balasan ilahi atas hamba yang berdosa. Justru musibah itu merupakan ujian dari Allah SWT sebagaimana firman-Nya:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. Al Baqarah 155-157).

Dan Rasulullah saw. bersabda:

“Manusia yang paling berat ujiannnya adalah para Nabi, kemudian orang-orang yang terbaik lalu yang terbaik; seseorang diuji sesuai dengan tingkat agamanya. Dan tidaklah ujian itu menimpa seorang hamba hingga Dia membiarkannya berjalan di muka bumi tanpa kesalahan” (HR. Al Baukhari).

Seorang mukmin yang bersabar atas musibah yang menimpanya dan dalam hal ini dia bersungguh-sungguh mencari ridla Allah SWT maka musibah itu menjadi nikmat baginya bukan menjadi siksa (niqmah), dan musibah itu menghapuskan keburukan-keburukannya dan menambah kebaikan-kebaikannya pada hari kiyamat.

Adapun orang kafir yang ditimpa musibah, maka musibah itu tidak menjadi penghapus atas keburukan-keburukannya serta tidak menambah kebaikan baginya pada hari kiamat. Sebab orang kafir di akhirat tak memiliki kebaikan, lantaran dihapus oleh Allah SWT sebagaimana firman-Nya:

“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan” (QS. Al Furqan 23).

Sikap Muslim menghadapi bencana
Seorang muslim yakin bahwa segala bencana yang menimpa manusia, baik yang terjadi sebagai sunnatullah yang tidak mungkin dia kuasa melawannya maupun berkaitan dengan sebab akibat, semuanya merupakan taqdir Allah SWT yang harus diimani dan diterima dengan sikap ridla terhadap kehendak-Nya disertai sikap sabar yang akan menumbuhkan optimisme hidup sebagaimana disebut dalam QS. Al Baqarah 155-157 di atas.

Kaum muslimin yang melihat saudara-saudara mereka tertimpa bencana alam, sudah semestinya ikut prihatin dan memberikan bantuan baik moril maupun materil sebagai sebuah perwujudan ukhuwwah Islamiyah. Rasulullah saw. bersabda:

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam kehangatan dan kasih sayang di antara mereka dan hubungan baik satu sama lain di antara mereka bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggotra tubuh mengeluh, maka akan ikut mengaduh seluruh jasad dengan demam dan tak bisa tidur“.

Namun, manakala bencana alam itu sifatnya meluas, maka peranan negara sebagai pemelihara urusan umat haruslah dominan. Sebab, negaralah yang menguasai pengelolaan kekayaan milik umum yang diperuntukkan bagi masyarakat. Dalam kitab Al Amwaal fi Daulatil Khilafah halaman 27-28, karangan Syaikh Abdul Qadim Zallum, menyebut bahwa di Baitul Mal negara terdapat satu biro yang disebut Diwan At Thawari’ yang tugasnya mengurus masalah bencana yang menimpa kaum muslimin seperti gempa bumi, angin topan dan kelaparan. Pembelanjaan atas bencana alam ini dibiayai dari pendapatan Baitul Mal lewat Diwan Al Fai’i wal Kharaj dan pendapatan dari Diwan Milkiyyah al ‘amah. Jika dana di dua biro tersebut tidak ada, diambilkan dari harta kaum muslimin. Oleh karena itu, seperti terjadi di dunia kapitalis, tidak tepat jika dana bantuan langsung diminta kepada masyarakat sementara negara berlepas tangan, apalagi lembaga yang mengurus masalah-masalah sosial malah dihapuskan.

Khatimah
Kini jelaslah bahwa gempa, banjir, dan bencana alam lainnya merupakan takdir Allah yang harus diimani sekaligus ujian yang harus dihadapi dengan sabar.

Bencana harus senantiasa diwaspadai dan direnungkan demi masa depan umat manusia, yakni adanya hari akhirat dengan nikmat dan siksanya yang jauh lebih dahsyat dan abadi. Sudahkah keimanan dan amal perbuatan kita siapkan agar terhindar dari bencana akhirat?

Marilah kita senantiasa berdoa:

“(Mereka berdo`a): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran 8).

Amiin! [Buletin Al-Islam - Edisi 17]
Baca Selanjutnya..

kumpulblogger.com