Blog ini berisi artikel-artikel yang insyaAllah dapat bermanfaat bagi teman-teman yang merindukan kesejukan kala terik menghujam hati - Risdi Ahmadinejad.




Masih Ada Jalan Keluar

00.52 Posted In Edit This 0 Comments »
Ketika permasalahan hidup membelit dan kebingungan serta kegalauan mendera rasa hati. Ketika gelisah jiwa menghempas-hempas. Ketika semua pintu solusi terlihat buntu. Dan kepala serasa hendak meledak: tak mengerti apalagi yang mesti dilakukan. Tak tahu lagi jalan mana yang harus ditempuh. Hingga dunia terasa begitu sempit dan menyesakkan.
Ketika kepedihan merujit-rujit hati. Ketika kabut kesedihan meruyak, menelusup ke dalam sanubari. Atas musibah-musibah yang beruntun mendera diri. Apalagi yang dapat dilakukan untuk meringankan beban perasaan? Apalagi yang dapat dikerjakan untuk melepas kekecewaan?

Ketika kesalahan tak sengaja dilakukan. Ketika beban dosa terasa menghimpit badan. Ketika rasa bersalah mengalir ke seluruh pembuluh darah. Ketika penyesalan menenggelamkan diri dalam air mata kesedihan. Apa yang dapat dilakukan untuk meringankan beban jiwa ini?

Allah berfirman, "Barangsiapa bertakwa kepada-Nya, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar."

Rasulullah bersabda, "Ikutilah kesalahan dengan amal baik, niscaya ia akan menghapus dosa-dosamu."

Ibnul Jauzi pernah berkata, "aku pernah dihimpit permasalahan yang membuatku gelisah dan galau berlarut-larut. Kupikirkan dan kucari solusi dengan segala cara dan usaha. Tapi aku tidak menemukan satu jalan pun untuk keluar darinya, hingga kutemukan ayat itu. Maka kusadari, bahwa jalan satu-satunya keluar dari segala kegalauan adalah ketakwaan. Dan ketika jalan ketakwaan itu kutempuh, tiba-tiba Allah sudah lebih dulu menurunkan penyelesaian. Maha suci Allah".

Sungguh kita semua pasti pernah merasakan kebuntuan hati. Seolah semua jalan keluar sudah tertutup rapat. Maka saat itulah kita baru menyadari betapa lemahnya kita dan betapa besarnya kekuasaan Allah SWT.

Menyadari kelemahan bukan berarti pasrah sebelum ikhtiar. Bukan pula pembenaran atas segala kesalahan dan kecerobohan. Namun sebagai bentuk bersandarnya hati pada Dzat yang Maha Besar yaitu Allah SWT, manakala semua langkah ikhtiar untuk keluar dari permasalahan sudah dicoba.

Saudaraku.... Tapakilah jalan takwa, niscaya akan datang pertolongan Allah. Dan segala kegelisahan pun akan segera sirna. Wallahu a'lam.

Oleh : Ilham Fatahillah
dari dudung.net
Baca Selanjutnya..

Bercermin Diri

22.50 Posted In Edit This 0 Comments »
Bercermin diri…
Tatkala ku datangi sebuah cermin..
Tampak sosok yang sangat lama ku kenal..dan sangat sering kulihat…
Namun aneh…sesungguhnya aku belum mengenal…
Ya…..sesungguhnya aku belum mengenal siapa yang kulihat…
Tatkala ku tatap wajah…..hatiku bertanya…
Apakah wajah ini wajah yang kelak akan bercahaya..bersinar indah di surga sana ?
Ataukah wajah ini yang akan hangus legam dan jahanam…?

Tatkala kutatap mata…hatiku bertanya..
Mata inikah yang akan menatap penuh kelezatan dan penuh kerinduan
Menatap Allah…menatap Rasulullah…?
Atau mata inikah yang akan terbeliak..melotot…meleleh..terburai..
Menatap Neraka Jahanam…?
Akankah mata penikmat maksiat ini menyelamatkan…
Wahai mata…apa gerangan yang kau tatap selama ini.?

Tatkala kutatap mulut..
Apakah mulut ini yang kelak berdesah mengucap penuh kerinduan..
Mengucap ..LAAILAHAILLAH…saat malaikat maut datang menjemput..?
Ataukah menjadi mulut yang menganga..dengan lidah menjulur..dengan lengking pekik jeritan pilu…?
Yang akan mencopot sendi-sendi setiap pendengarnya
Ataukah mulut ini menjadi pemakan buah Zaitun jahanam..
Yang getir penghangus..penghancur setiap usus..
Apakah gerangan yang akan kau ucapkan wahai mulut yang malang.?
Berapa banyak luka yang kau ucapkan..?
Berapa banyak hati-hati yang remuk dengan pisau kata-katamu yang mengiris tajam..?
Berapa banyak kata-kata manis semanis madu yang palsu yang kau ucapkan untuk menipu..?
Betapa jarangnya engkau jujur..?
Betapa langkanya engkau menyebut nama Tuhanmu dengan Tulus..?
Betapa jarangnya engkau syahdu memohon ampun agar Tuhanmu mengampunimu..?

Tatkala…tatkala kutatap tubuh..
Apakah tubuh ini yang kelak akan penuh cahaya..bersinar..bersuka cita bercengkrama di Syurga sana.?
Atau..tubuh yang akan tercabik-cabik hancur, mendidih membara jahanam
Terpanggang tanpa ampun
Sungguh..derita yang tiada pernah akan berakhir…Naudzubillah
Wahai tubuh..berapa banyak maksiat yang telah engkau lakukan ?
Berapa banyak orang-orang yang telah engkau dzalimi dengan tubuh ini ?
Berapa banyak hamba-hambamu, hamba-hamba Allah yang lemah yang kau tindas dengan kekuatanmu ini ?
Berapa banyak perindu pertolongan yang kau acuhkan tanpa peduli padahal engkau mampu ?
Berapa banyak hak-hak yang telah engkau rampas
Ketika ku tatap…wahai tubuh
Seperti apakah gerangan isi hatimu
Apakah isi hatimu..sebagus kata-katamu
Atau seburuk daki-daki yang melekat di tubuhmu ?
Apakah hatimu segagah ototmu ?
Ataukah selemah daun-daun yang mudah rontok
Apakah hatimu seindah penampilanmu ?
Ataukah sebusuk kotoranmu..

Betapa beda..betapa beda apa yang tampak di cermin dengan kata yang tersembunyi..
Betapa beda..beda sekali..
Apa yang tampak di cermin dan apa yang tersembunyi..
Oh..betapa aku telah tertipu..
Aku telah tertipu oleh topeng..
Betapa yang aku hias selama ini hanyalah topeng..
Hanyalah topeng belaka..
Betapa pujian yang berhambur..hanyalah memuji topeng..
Betapa yang indah hanyalah topeng..
Sedangkan aku..sedangkan aku hanyalah seonggok sampah buruk yang terbungkus..
Aku tertipu..
Aku malu Ya Allah..Aku tertipu..Aku tertipu..
Allah..Allah selamatkan kami Ya Allah..
Amien Yaa Robbal alamien..

Oleh : KH. Abdullah Gymnastiar

Baca Selanjutnya..

Aura Kehidupan

22.48 Posted In Edit This 0 Comments »
Jika Cinta menyerupai air pada beberapa tabiat dasarnya, maka sifat utama air yang melekat padanya adalah fakta bahwa air adalah sumber kehidupan. Jika Cinta adalah gagasan tentang bagaimana menciptakan kehidupan yang lebih baik, dan tindakan utamanya adalah memberi untuk menumbuhkan, maka kekuatan pesona utama seorang pecinta adalah aura kehidupan yang memancar dari dalam dirinya.Aura kehidupan. Ya, Aura kehidupan. Ia membuat orang-orang di sekelilingnya merasakan denyut nadi kehidupan, merasakan hamparan keindahan hidup, merasakan alasan tentang mengapa mereka hidup dan harus melanjutkan hidup, merasakan alasan untuk bertumbuh demi merakit pemaknaan tiada henti terhadap kehidupan. Ia, intinya, membuat orang-orang di sekeliling merasa hidup. Sebab, ia menebar benih kehidupan di ladang hati mereka.
Aura kehidupan. Ya, Aura kehidupan. Sebab ia hidup. Dan hidup itu nyata pada setiap jengkal tubuhnya, pada setiap detak jantungnya, pada setiap hembusan nafasnya, pada setiap langkah kakinya, pada setiap uluran tangannya, pada setiap kedipan matanya, pada setiap kata dan suaranya. Gagasannya seluruhnya adalah tentang kehidupan yang lebih baik. Niatnya seluruhnya adalah penumbuhan yang membuat hidup lebih baik.
Aura kehidupan. Ya, Aura kehidupan. Sebab ia memiliki dan menggabungkan tiga pesona utama para pecinta: pesona raga, pesona jiwa, pesona ruh. Ketiga pesona itu terbingkai rapih pada sebuah “akal besar” yang menerangi kehidupannya dan kehidupan orang-orang di sekitarnya.
Maka mendekat-dekatlah padanya, niscaya engkau akan merasakan betapa air kehidupan serasa mengalir pada sudut jiwa dan ragamu. Maka tataplah matanya, niscaya engkau akan merasakan gairah kehidupan yang memberimu semangat baru untuk terus hidup, terus melanjutkan hidup. Maka dengarkanlah kata-katanya, maka engkau akan merasa betapa engkau layak dan pantas mendapat kehidupan yang berkualitas, kehidupan yang lebih baik. Dan jika Tuhan mengizinkan engkau merasakan sentuhannya, niscaya engkau akan merasakan betapa air mendidih dalam tubuhnya. Dan jika Tuhan memperkenankanmu hidup berlama-lama dengannya, niscaya engkau akan merasakan betapa perlindungan dan penumbuhannya membuatmu terengkuh dalam rasa aman dan nyaman.
Engkau bahkan tidak akan pernah begitu yakin tentang pesona apa yang pertama kali menawanmu. Apakah kulit hitam yang tidak dapat menyembunyikan cahaya matanya? Atau ketegasan sikap yang tidak dapat merahasiakan kebajikan hatinya? Atau kelembutan bawaan yang tidak sanggup menutupi keberaniannya? Atau diam panjang yang tidak mampu menghalangi ilmu dan wawasannya? Atau badan kurus yang dijelaskan oleh puasa dan pengendalian dirinya? Atau? Tidak! Semua tampak menyatu dalam dirinya: ruhnya yang halus, jiwanya yang lembut, terbungkus dalam raganya yang kokoh, terangkai dalam perilaku yang terbimbing akal besarnya. Tapi itu semua ada dalam dirinya. Dan ketika ia keluar, ia hanya memancarkan satu hal: aura kehidupan. Dan itulah yang engkau rasakan dan yang mungkin sekali tidak engkau ketahui asal muasal dan akarnya dalam dirinya. Dia bukan sebuah profil yang sempurna. Dia hanya sebuah kehendak yang lebih nyata. Dia bukan nabi yang tak mungkin salah. Dia hanya sebuah tekad perbaikan berkesinambungan yang tak henti-henti. Dan itulah aura kehidupan:gairah yang tak pernah selesai.


Baca Selanjutnya..

Cinta & Kehidupan

22.43 Posted In Edit This 0 Comments »
Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan
Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah
Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah
Semoga kamu menemukan orang seperti itu….
Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang, sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata
Semoga kamu memimpikan orang seperti itu….

Bermimpilah tentang apa yang kamu impikan
Pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi
Jadilah seperti yang kamu inginkan
Karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan

Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu baik hati
Cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat
Kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi
Pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia
Dan Uang yang cukup untuk membeli hadiah-hadiah

Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, Pintu yang lain dibukakan
Tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup
Sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita

Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun diberanda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya

Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang telah kita miliki sampai kita kehilangannya
Tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya

Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain
Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang itu pula

Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan
Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan
Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan
Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi
Awal dari cinta adalah membiarkan orang kita cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan
Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan didalam dirinya

Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya
Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah, sebelum bertemu dengan orang yang tepat
Kita harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia itu

Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang
Se-jam untuk menyukai seseorang
Dan Sehari untuk mencintai seseorang
Tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang

Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis,
Mereka yang disakiti hatinya,
Mereka yang mencari dan mencoba,
Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka

Cinta adalah jika kamu kehilangan rasa, romantika, dan masih tetap peduli padanya.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan kamu harus melepaskannya

Cinta dimulai dengan sebuah senyuman, bertumbuh dengan sebuah ciuman dan berakhir dengan tetesan airmata.

Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan,
Kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati,
Kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu
Tetapi yang lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya

Masa depan yang cerah selalu tergantung kepada masa lalu yang dilupakan
Kamu tidak dapat hidup terus dengan baik jika kamu tidak melupakan kegagalan dan sakit hati dimasa lalu

Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba
Jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup
Jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya
Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu
Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang dihatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh dihatimu

Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya
Namun demikian janganlah kamu menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati……


Baca Selanjutnya..

Memuliakan Orang Tua

22.36 Posted In Edit This 0 Comments »
Ada seorang anak yang datang pada seorang Ustadz, kemudian mengeluh tentang perbuatan ibunya. Dia mengatakan : “Ibu saya itu orangnya kuno dan tidak berpendidikan. Akibatnya, saya merasa teraniaya menjadi anak “.
Lalu dengan tenang ustadz tersebut mengatakan:
“Tulislah semua keburukan Ibumu !”. Kemudian ditulislah keburukan-keburukan ibunya: Ibuku orangnya pemarah, kurang perhatian, pelit, suka mendendam, dan sebagainya. Setelah selesai, Ustadz itu pun kemudian berkata:
“ Sekarang tulislah secara jujur apa saja jasa dan pengorbanan ibumu!”.

Akhirnya anak tersebut merenung: “Sewaktu di perut ibu, sembilan bulan saya menghisap darahnya. Saat itu, Ibuku sulit berdiri dan berjalan berat, bahkan berbaring pun sakit. Tiga bulan pertama mual dan muntah karena ada saya diperutnya. Ketika saya akan terlahir ke dunia, Ibu meregang nyawa diantara hidup dan mati. Meskipun bersimbah darah dan sakit tiada terperi, tapi ibu tetap rela dengan kehadiran saya. Setelah lahir, satu persatu jari saya dihitungnya dan dibelainya. Di tengah rasa sakit, beliau tiba-tiba tersenyum dengan lelehan air mata bahagia melihat saya terlahir. Dan saat itu pula Ibu menyangka akan lahir anak yang saleh yang akan memuliakannya.”.

Ketika sang anak menulis terus pengorbanan Ibunya, tak terasa berlinanglah air matanya. Semakin sadar bahwa untaian pengorbanan Ibunya sungguh tidak sebanding dengan kebaikan yang telah Ia perbuat untuk memuliakan Ibunya. Bahkan jika tubuh kita di kupas tidak akan terbanding, tidak akan bisa menandingi perih pahitnya penderitaan orangtua kita.

Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda: Dari Abu Hurairah r.a, Ia berkata: “Telah datang kepada Rasulullah SAW seorang laki-laki lalu bertanya: “Wahai Rasulullah siapakah yang lebih berhak aku pergauli dengan baik?”. Beliau menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya lagi: “kemudian siapa?”. Beliau menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya lagi: “kemudian siapa?”. “Ibumu”. Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?’. Beliau menjawab: “Ayahmu”.(HR Bukhari dan Muslim).

Dari hadist tersebut, jelaslah betapa Allah melalui lisan Rasulullah SAW benar-benar menilai pengorbanan orangtua, khususnya Ibu kita, sehingga tiga kali beliau menyebutkan nama Ibu sebelum Ayah. Padahal beliau sendiri hanya berjumpa dengan Ibunya satu tahun belaka, yaitu dari usia 5 sampai 6 tahun. Namun beliau begitu mengajarkan pengormatan kepada ibunya, termasuk bagi Ibunda kita semua.

Cobalah kita renungkan! Pada waktu kita bayi, tidak kenal siang dan malam kita berbaring dan bangun sesuka hati. Padahal Ibu kita hampir tidak tidur semalam suntuk. Rasanya, beliau tidak rela bila ada satu ekor nyamukpun yang menggigit tubuh kita. Ketika kita mulai kecil mulai nakal, Ibu bahagia memamerkan diri kita kepada tetangga-tetangganya. Walaupun untuk itu beliau begitu direpotkan, berhutang sana sini agar kita punya sepatu dan berpakaian layak. Ketika menjelang sekolah, Ibu dan Ayah sungguh-sungguh membanting tulang mencari nafkah, agar kita bisa bersekolah seperti anak-anak yang lain. Walaupun mereka harus menahan lapar, namun puas asal anak-anaknya bisa kenyang.

Namun dalam kenyataannya, seiring pertumbuhan, tidak sebaik itu bakti kita kepada orang tua. Semakin lama kita kita semakin besar, mata jadi sering sinis kepada orangtua kita. Jangankan mencium tangan Ibu, untuk sebuah senyuman pun terkadang berat kita untuk melakukannya. Bahkan ucapan dan tindakan kita seakan seperti pisau yang sering mengiris hatinya. Lebih dari itu, seringkali seorang anak begitu mudah menyuruh-nyuruh orangtuanya. Tak ubahnya seperti pesuruh yang dihormati sekadarnya. Padahal tenaga, keringat, dan darah mereka habis untuk membela kita.

Lebih parah lagi, ada sebagian anak yang tidak mau memuliakan orang tuanya. Manakala orangtua semakin jompo dan si anak tidak mau mengurusnya, maka dititipkanlah orangtuanya di panti jompo, Astagfirullah. Ini adalah perbuatan yang sangat tercela. Padahal dulu kita sangat menyusahkannya. Harusnya semua itu diingat-ingat.

Tidak heran jika anak yang durhaka, anak yang tidak tahu balas budi, hidupnya didunia ini akan diliputi penderitaan. Kita sering mendengar, betapa hukuman-hukuman Allah cash diberikan pada anak-anak yang sering menzalimi orangtuanya. Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk selalu mengenang kembali semua untaian pengorbanan orangtua.

Sungguh pengorbanan orangtua kita adalah hutang. Walau ditebus nyawa sekalipun rasa-rasanya tidak akan terbayar. Allah SWT dalam surat Al Isra ayat 23 berfirman: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada Ibu Bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada kedua-duanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia,”.

Begitu santunnya Islam mengajarkan penghormatan kepada orang tua. Bukan saja dari muka, bahkan perkataan “ah!” saja sudah terlarang dalam Islam. Apalagi menghardik dan bersikap keras atau kasar. Bahkan kita dilarang untuk memaki Ibu Bapak orang lain, sebab setiap kali kita memaki-maki orang tua orang lain, maka bisa jadi akan mengundang orang itu untuk memaki orang tua kita. Dan itu adalah kezaliman bagi orangtua. Harusnya kata-kata yang mulia saja yang keluar dari lisan kita.

Beruntunglah bagi siapapun yang orang tuanya masih ada, karena jikalau orangtua kita sudah terbungkus kafan, kita tidak bisa lagi mencium tangannya atau menatap wajahnya. Karena itu kita harus memiliki tekad yang sangat kuat unutuk berbakti pada orang tua. Minimal kita berhenti dari menyakiti hati orang tua hingga tidak ada luka yang ditoreh hatinya. Syukur kalau kita sudah bisa menyenangkannya dan diberkahi manfaat besar bagi dunia dan juga akhiratnya.

Yang paling penting dalam menghormati orangtua bukanlah hanya dengan memberinya harta. Namun yang paling dibutuhkan adalah akhlak dari anaknya. Apalah artinya anak kaya, anak bergelar, anak berpangkat, tetapi tidak berakhlak kepada Ibu Bapaknya? Dan akhlak inilah sebenarnya kekayaan termahal yang bisa membuat sang anak doanya di jabah oleh Allah, sehingga bisa menyelamatkan dan memuliakan Ibu Bapaknya. Betapa yang dirindukan orangtua itu senyum manis yang tulus dari anaknya serta ketawaduan.

Oleh karena itu jangan beli orang tua dengan harta. Harta itu hanya secuil. Apalah artinya kita memberi uang, tapi uang itu dilemparkan ke depan wajahnya? Mudah-mudahan, kita semua dapat benar-benar menyadari bahwa orangtua itu tidak terbeli kecuali oleh kemuliaan akhlak.

Sosok orang tua memang tidak selalu sesuai dengan harapan kita. Kita tidak bisa mengharapkan sosok Ibu atau Bapak seideal seperti yang di contohkan Rasulullah SAW dan Istrinya. Tapi justru kita harus mencari kelebihan-kelebihan mereka untuk kita syukuri. Sedangkan soal kekurangannya kita harus ada di barisan yang paling depan untuk membantunya agar luput dan selamat dari kehinaan karena kekurangan-kekurangan itu.

Bagaimanapun orangtua kita, darah dagingnya melekat di tubuh kita. Jika mereka belum shalih dan shalihah, kita yang harus mati-matian meminta kepada Allah supaya orangtua kita mendapat hidayah. Kalau orangtua masih bergelimang dosa, kita yang harus berjuang keras supaya di ampuni oleh Allah. Kalau belum taat, kita yang harus membuktikan bahwa diri kita sendiri adalah orang yang sedang berjuang keras kearah ketaatan itu.

Setiap orang berproses, dan awalnya kurang ilmu, namun lambat laun ilmunya bertambah. Jadi kita harus sikapi kekurangan orang tua kita dengan kelapangan hati. Bagaimanapun juga, tidak ada manusia yang sempurna. Oleh karena itu, mudah-mudahan tekad kita semakin kuat untuk memuliakan orangtua.

Amin

Oleh : KH. Abdullah Gymnastiar
Baca Selanjutnya..

Rencana Allah Pasti Indah

22.32 Posted In Edit This 0 Comments »
Ketika Aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang Ia lakukan. Ia menerangkan bahwa Ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi Aku memberitahukan kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet. Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut :
“ Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara Ibu menyelesaikan sulaman ini; nanti setelah selesai, kamu akan ku panggil dan ku dudukan di atas pangkuan Ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas. “
“ Aku heran, mengapa Ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara Ibu memangggil, “ Anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan Ibu. “
Waktu aku lakukan itu, Aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang Aku lihat hanyalah benang-benang ruwet. Kemudian Ibu mengatakan kepadaku. “sulaman ini memang terlihat kacau, tetapi Engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang di rencanakan, sebuah pola. Ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang Ibu lakukan.
Sering selama bertahun-tahun, Aku melihat keatas dan bertanya kepada Allah, “Allah..apa yang Engkau lakukan ?’. ia menjawab : “Aku sedang menyulam kehidupanmu.” Dan Aku membantah,” tetapi tampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah ?’. kemudian Allah menjawab,” Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu di bumi ini. Satu saat nanti kamu di pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu.

“Subhanallah”….
Beruntunglah orang-orang yang mampu menjaring ayat indah Allah dari keruwetan hidup di dunia ini. Semoga Allah berkenan menumbuhkan kesabaran dan mewariskan kearifan dalam hati hambaNya agar dapat memaknai kejadian-kejadian dalam perjalanan hidupnya, seruwet apapun itu. Amien….

Subhanallah..tulisan ini benar-benar membuka pikiran kita bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Pengatur Segala Sesuatu di alam ini. Tulisan ini mengingatkan saya bahwa kendati pun manusia punya keinginan, tetapi Allah mempunyai keputusan yang tak mungkin dapat kita ubah. So, mari kita senantiasa bertawakkal kepadaNya.
Wassalammualaikum wr.wb


Baca Selanjutnya..

10 Kunci Temukan Diri Sejati

22.20 Posted In Edit This 0 Comments »
Ketergesaan dalam kehidupan modern, yang bergerak serba cepat, seringkali membuat kita melupakan diri sendiri dan kehilangan kendali. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk membawa kita kembali ke diri sejati. Berikut 10 kekuatan yang dapat mengarahkan kita kembali ke diri sendiri dan menemukan sebuah kedamaian.1. Hadir
Hiduplah untuk saat ini. Masa lalu telah berlalu. Anda tak akan pernah dapat kembali dan mengulang masa-masa itu lagi, pun Anda tak akan dapat menghidupkan kembali apa yang ada di masa lalu. Kehidupan ini adalah apa yang sedang Anda jalani saat ini, tak peduli apapun yang telah terjadi. Itu semua nyata dan sempurna. Jangan menengok ke belakang ataupun terlalu memikirkan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Pikiran kita selalu menciptakan berbagai percakapan yang mengembangkan rasa takut dan membuat kita berusaha menyelamatkan diri. Katakan pada pikiran Anda yang sibuk berbicara itu: 'Terima kasih telah bersedia berbagi' dan yakinkan 'Aku di sini, aku ada untukmu.' Setiap hari, kita semua harus selalu membuat pilihan dan Andalah yang paling tahu bagaimana membuat hari yang Anda jalani jadi indah.
2. Bersatu Dengan Alam
Duduklah di rerumputan atau di bawah sebuah pohon. Rasakan putaran bumi, keagungan angkasa raya, dinginnya udara yang menerpa wajah Anda, atau kehangatan sinar matahari pagi. Tersenyumlah pada langit yang luas, ucapkan salam pada lebah yang beterbangan dan semua binatang yang Anda jumpai. Berjalan-jalanlah di taman atau mendaki perbukitan. Kedekatan dengan alam dapat membawa kesadaran betapa Anda bagian dari jagat raya yang maha luas ini.
3. Berolahrga
Berolahraga secara teratur memberi jeda pada pikiran Anda yang terus berkecamuk, membantu memperlancar peredaran darah, membersihkan racun dari tubuh, dan memberi Anda energi serta banyak keuntungan lain. Pilihlah aktivitas yang memberi Anda kesenangan dan buat perpaduan. Lakukan jalan sehat di satu hari dan latihan Yoga di hari berikutnya. Ikuti latihan erobic dan bertemu banyak orang. Banyak sekali daftar kegiatan yang dapat Anda pilih.
4. Spiritual
Kenali dan sadari Anda adalah pribadi yang penting dan unik. Lakukan meditasi, atau duduk tenang di kesunyian, dan nikmati saat-saat itu. Baca buku-buku keagamaan atau panduan kepribadian yang membawa pesan positif dan membuat Anda merasa kuat. Jangan lupa bersyukur atas kesehatan yang Anda miliki, rumah, orang-orang yang mencintai dan Anda cintai, teman-teman yang mengelilingi Anda, serta kebahagiaan dan kegembiraan yang melingkupi hidup Anda.
5. Memaafkan
Saatnya untuk melepaskan. Maafkan seluruh bagian diri Anda, atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan. Maafkan diri Anda untuk semua kesalahan yang pernah Anda buat di masa lalu, maafkan ketakutan masa kecil Anda, maafkan emosi dan kemarahan masa remaja Anda, maafkan masa dewasa awal Anda yang tak mau mengambil resiko. Maafkan kesalahan orang tua Anda, saudara kandung, kerabat dan orang-orang di masa lalu. Lepaskan semua uneg-uneg. Memaafkan membawa kedamaian dalam jiwa.
6. Bersenang-Senang
Beri kesempatan pada diri Anda untuk merasa rileks dan memanjakan diri. Baca buku yang menyenangkan. Keluarkan uang sekali-kali untuk membeli hal yang paling Anda inginkan. Lakukan kesenangan hanya untuk diri Anda sendiri.
7. Nutrisi
Dengarkan kebutuhan tubuh Anda. Penuhi kebutuhan tubuh akan makanan bernutrisi. Konsumsi vitamin yang bermanfaat untuk tubuh. Dengan tubuh sehat dan bugar membuat Anda selalu menghargai hidup.
8. Buang Penilaian
Berhentilah menilai dan menyalahkan. Jangan melontarkan kritikan pada orang lain ataupun diri sendiri. Ucapkan kata-kata yang memberi dorongan pada diri dan semua orang yang Anda jumpai. Terima orang lain apa adanya, lengkap dengan segala perbedaan yang mereka miliki.
9. Bantu Orang Lain
Hubungi dan ulurkan tangan pada teman yang membutuhkan. Tawarkan bantuan tanpa syarat pada orang lain. Jadilah pendengar yang baik dan benar-benar mendengarkan apa yang dikatakan orang lain. Temukan cara untuk membantu orang lain mengangkat beban hidup dengan mendengarkan keluh kesah mereka.
10. Cinta
Cintai diri Anda dan gunakan kata-kata positif untuk memberi dorongan. Puji orang lain dengan tulus dan buat mereka tersenyum. Bicaralah dengan penuh kasih dan ketulusan dari dasar hati.
Kesepuluh kunci kekuatan yang disebutkan di atas bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan siapapun. Pelankan sejenak laju hidup Anda yang serba cepat, dan luangkan waktu untuk melakukan kesepuluh hal tersebut. Niscaya Anda akan menemukan keindahan hidup serta kelengkapan diri sejati Anda. (articlebiz/erl)

Baca Selanjutnya..

Kupu-kupu

02.07 Posted In Edit This 0 Comments »
Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Dia duduk dan mengamati selama beberapa jam kupu-kupu dalam kepompong itu ketika dia berjuang memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian sang kupu-kupu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagiAkhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh yang gembung dan kecil, serta sayap-sayap yang mengerut. Orang tersebut terus mengamatinya, karena dia berharap bahwa pada suatu saat, sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya. Sayang, semuanya tak pernah terjadi.

Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil tersebut adalah cara Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya. Sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Kadang, perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin malah melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.

Saya memohon kekuatan, dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.

Saya memohon kebijakan, dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.

Saya memohon kemakmuran, dan Tuhan memberi saya otak dan tenaga untuk bekerja.

Saya memohon keteguhan hati, dan Tuhan memberi saya bahaya untuk diatasi.

Saya memohon cinta, dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.

Saya memohon kemurahan/kebaikan hati, dan Tuhan memberi saya kesempatan-kesempatan.

Saya tidak memperoleh yang saya inginkan, saya mendapatkan segala yang saya butuhkan.



---------------
(diambil dari malajah �Paras' No.20/Tahun II Mei 2005)


Baca Selanjutnya..

Kisah Nenek Pemungut Daun

20.31 Posted In Edit This 0 Comments »
Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.

Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.

Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah isapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "Jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu, "Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya."

Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.

"Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya."

Kisah ini saya dengar dari Kiai Madura, D. Zawawi Imran, membuat bulu kuduk saya� merinding. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Alloh swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Alloh. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasululloh saw?

_____________
Diketik ulang dari buku "Rindu Rosul", karangan Jalaluddin Rakhmat, penerbit Rosda Bandung,� hal 31-33. cetakan pertama September 2001.



Baca Selanjutnya..

Cinta Terkembang Jadi Kata

19.47 Posted In Edit This 0 Comments »
Selalu begitu. Cinta selalu muncul membutuhkan kata. Tidak seperti perasaan-perasaan lain, cinta lebih membutuhkan kata lebih dari apapun. Maka ketika cinta terkembang dalam jiwa tiba-tiba kita merasakan sebuah dorongan yang tak terbendung untuk menyatakannya. Sorot mata takkan sanggup menyatakan semuanya.
Tidak mungkin memang. Dua bola mata kita terlalu kecil untuk mewakili semua makna yang membuncah di laut jiwa saat badai cinta datang. Mata hanya sanggup menyampaikan sinyal pesan bahwa ada badai di laut jiwa. Hanya itu. Sebab cinta adalah gelombang makna-makna yang menggores langit hati, maka jadilah pelangi;goresannya kuat, warnanya terang, paduannya rumit, tapi semuanya nyata. Indah.
Itu sebabnya ada surat cinta. Ada cerita cinta. Ada puisi cinta. Ada lagu cinta semuanya adalah kata. Walaupun tidak semua kata mampu mewakili gelombang makna-makna cinta, tapi badai itu harus di beri kanal; biar dia mengalir sampai jauh. Cinta membuat makna-makna itu jadi jauh lebih nyata dalam rekaman jiwa kita. Bukan hanya itu. Cinta bahkan menyadarkan kita pada wujud-wujud di sekitar kita; langit, laut, gunung, padang rumput, tepi pantai, gelombang, purnama, matahari, senja, gelap malam, cerah pagi, taman bunga,burung-burung…tiba-tiba semua wujud itu punya arti… tiba-tiba semua wujud itu masuk kedalam kesadaran kita…tiba-tiba semua wujud itu menjadi bagian kehidupan kita…tiba-tiba semua wujud itu menjadi kata yang setia menjelaskan perasaan-perasaan kita…tiba-tiba semua wujud itu berubah menjadi metafora-metafora yang memvisualkan makna-makna cinta. Itu sebabnya para pecinta selalu berubah menjadi sastrawan atau penyair atau penyanyi…atau setidaknya menyukai karya-karya sastrawan, menyukai puisi, atau mau belajar melantunkan lagu. Bukan karena ia percaya bahwa ia akan benar-benar menjadi sastrawan atau penyair atau penyanyi yang berbakat..tapi semata-mata ia tidak kuat menahan gelombang makna-makna cinta.
Cinta membuat jiwa kita jadi halus dan lembut…maka semua yang lahir dari kehalusan dan kelembutan itu adalah juga makna-makna yang halus dan lembut… hanya katalah yang dapat mengurainya, menjamahnya perlahan sampai ia tampak terang dalam imaji kita. Puisi “Aku ingin”nya Sapardi Djoko Damono mungkin bisa jadi sebuah contoh bagaimana kata mengurai dan manjamah makna-makna itu.. Apakah Sapardi sedang jatuh cinta itu atau sedang ingin memaknai kembali cintanya? Saya tidak tahu ! tapi begini katanya :

Aku ingin mencintaimu
dengan cara yang sederhana
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu
dengan cara yang sederhana
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
Baca Selanjutnya..

PERSAHABATAN

19.41 Posted In Edit This 0 Comments »
Di sekolah dasar, menengah, universitas, kantor, kursus, bis, terminal, bahkan di mailing list kita bisa mempunyai teman. Untuk sebagian orang yang tertutup pun pasti menemukan teman dimana pun dia berada.
Sambil menungu kereta di stasiun seseorang bisa berkenalan denganorang lain lalu membentuk hubungan pertemanan, walau singkat, perkenalan itu tentu telah menimbulkan sebuah ikatan baru, yaitu pertemanan.
Entah pertemanan itu berlanjut menjadi jalinan pertemanan yang lebih dekat, lebih special ataupun justru menjadi berlalu begitu saja, namun tetap saja ada kesan yang mewarnai jalinan pertemanan itu, tak perduli seberapapun singkatnya.
Hakikat manusia hidup adalah bersosialisasi, memiliki tempat berkeluh kesah, memiliki mitra bersenda gurau, memiliki mitra beraktivitas, berdiskusi, dan berbahagia adalah sebuah hal yang tentu sangat mempercantik lembaran hidup bagi seseorang. Maka tak perlu dipertanyakan mengapa setiap orang selalu mencoba membangun ruang yang bernama jalinan pertemanan dalam kehidupannya.
Jalinan pertemanan yang beruntung bisa terus berlanjut menjadi jalinan persahabatan dan tak jarang berkembang menjadi asmara jika jalinan pertemanan itu terjadi pada pihak yang berlawanan jenis. Jalinan ini tentu akan mengukir kesan yang lebih mendalam dan lebih terasa, entah persahabatan atau asmara itu terus berlanjut atau tidak. Hal ini disebabkan karena sudah bermainnya emosi di dalam jalinan itu.
Kadang banyak hal yang menyebabkan sebuah persahabatan usai begitu saja, berlalu tanpa bekas bahkan mungkin saja berlalu dan menimbulkan luka tertentu.
Menjaga sebuah persahabatan agar tak lekas usai bukanlah hal yang mudah, banyak faktor yang harus diperhatikan dalam sebuah persahabatan. Layaknya sebuah komitmen percintaan, sebuah persahabatan pun menuntut adanya komitmen saling setia, dan penghianatan adalah hal yang dianggap haram dalam sebuah persahabatan.
Untuk menjaga kesetiaan inipun bukanlah hal yang mudah, mungkin dalam persahabatan menjaga kesetiaan adalah hal yang lebih kompleks daripada menjaga kesetiaan dalam jalinan Asmara. Mengapa demikian, karena sebuah jalinan Asmara yang terus dibina menimbulkan sebuah cita- cita yang lebih kongkret yaitu rumah tangga, dan bila rumah tangga itu sudah terbentuk ada ikatan- ikatan lain yang mengikat jauh lebih erat para pihaknya. Namun lain halnya dengan persahabatan, mereka berjalan seolah begitu saja tanpa cita- cita kongkret, mereka berjalan begitu saja secara alami dengan dasar saling membutuhkan dan perasaan masih saling sejalan. Disinilah letak ketidakkokohan komitmen sebuah jalinan persahabatan, karena tidak terbentuknya cita- cita yang menimbulkan adanya ikatan yang mengikat keduanya dengan begitu eratnya…
Saat badai ketidak sesuaian ideology menerpa para pihak maka usailah jalinan mereka, saat jarak dan waktu yang tidak mudah untuk disatukan dan ditempuh, maka lambat laun saling rindu pun kandas, saat lingkungan sudah tidak berpihak, maka perlahan persahabatan menuju episode terakhir, saat kebutuhan tak lagi sama, saat minat tak lagi sejalan maka persahabatanpun menguap begitu saja.
Namun itulah hidup manusia, tak ada yang abadi, ada yang datang dan ada yang pergi. Begitu pula dengan jalinan asmara, ada perceraian, ada kematian dan ada segala macam alasan yang memungkinkan untuk terus bersama. Karena mungkin itulah takdir manusia untuk hidup terus mengkerucut dan kesendirian pun akan menjadi hal wajib yang akan kita lalui dipenghujung usia.
Mungkin dahulu waktu di bangku sekolah, kita bisa berteman bergelombol, menciptakan gank dengan personel puluhan orang, dengan ikatan dan interest yang seragam, namun lain halnya ketika kita menginjak usia produktif bekerja, dimana lingkungan menjadi begitu segmented, dimana hidup kita didera untuk bekerja, istirahat serta mungkin bagi sekelompok orang yang beruntung, waktu dihabiskan dengan orang terkasih, sehingga waktu 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 30 hari sebulan, terasa tidak cukup dan tidak memungkinkan bagi sebuah ruang yang disebut persahabatan untuk tumbuh dalam kehidupannya.
Dan mungkin lebih parah lagi apabila menimpa seseorang yang telah berkeluarga, dimana ada lebih dari satu anak dalam keluarga yang harus disandingi dengan pekerjaan dan kehidupan kota yang keras, dimana waktu seolah berlalu tiada bekas, dan sudah tentu, jika boleh menawar mereka akan berteriak meminta, memohon, menawar sehari menjadi 40 jam walaupun mustahil. Jika sudah begitu maka sebuah persahabatan tentu bukan hal yang masuk daftar keperluan bagi kehidupan.
Semakin kita tua maka kesibukan makin memonopoli kehidupan kita, dan hanya orang- orang yang beruntunglah dan berkemauan keraslah yang masih memiliki ruang- ruang untuk sebuah persahabatan dalam hidupnya, tapi itupun bisa dipastikan satu dibanding sekian orang yang memiliki keberuntungan semacam itu.
Karena ternyata menjaga keabadian persahabatan itu jauh lebih berat daripada menciptakannya.



Erry Tri Merryta Riyadi
Jakarta, 20 Desember 2006, 16:23
Baca Selanjutnya..

kumpulblogger.com